ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
SUDAH menjadi kewajipan bagi seorang wanita untuk menjaga kehormatan dirinya. Tetapi, seringkali keperluan hidup melemahkan mereka. Sehingga, kehormatan digadaikan demi memenuhi keperluan. Nah, jangan sampai kita termasuk salah satu orang yang melakukan hal itu. Kita perlu belajar dari wanita yang satu ini nih.
Ketika itu, tukang besi sedang duduk di rumahnya melepas lelah setelah seharian bekerja, tiba-tiba terdengar pintu rumahnya diketuk orang. Si tukang besi keluar untuk melihatnya, pandangannya menubruk pada sesosok wanita cantik yang tak lain adalah jirannya.
"Saudaraku, aku menderita kelaparan. Jika bukan kerana tuntutan agamaku yang menyuruh untuk memelihara jiwa (Hifdz al-Nafs), aku tidak akan datang ke rumahmu. Mahukah engkau memberi makanan padaku kerana Allah? "Tutur wanita itu.
Ketika itu, memang tengah datang musim paceklik (kemarau). Sawah dan ladang mengering. Tanah pecah berbongkah-bongkah. Padang rumput menjadi tandus hingga hewan ternak menjadi kurus dan akhirnya mati. Makanan menjadi langka, maka tanpa ragu-ragu kelaparan melanda sebahagian besar penduduk desa itu. Hanya sebahagian kecil yang masih boleh bertahan.
"Tidakkah engkau tahu bahawa aku mencintaimu? Akan kuberi engkau makanan, tetapi engkau harus melayaniku semalam, "kata tukang besi itu.
Si tukang besi memang jatuh hati kepada tetangganya itu. Dia merayunya dengan berbagai cara dan taktik, namun tak juga berjaya meluluhkan hati wanita itu.
"Lebih baik mati kelaparan daripada durhaka kepada Allah," ujar wanita itu lagi sambil berlalu menuju rumahnya.
Setelah dua hari berlalu, wanita itu kembali mendatangi rumah si tukang besi dan mengatakan hal yang sama. Demikian pula jawaban si tukang besi.
Ia akan memberi makanan asalkan wanita itu mau menyerahkan dirinya. Mendengar jawapan yang sama, wanita itu pun kembali ke rumahnya.
Dua hari kemudian, wanita itu datang lagi ke rumah tukang besi itu dalam keadaan payah. Suaranya parau, matanya sayu, dan belakangnya bengkok kerana menahan lapar yang tiada tara. Ia kembali mengatakan hal serupa. Begitu pula jawaban si tukang besi, sama dengan yang sudah-sudah. Wanita itu kembali ke rumahnya dengan tangan kosong untuk kali ketiga.
Ketika itulah, Allah memberikan hidayah-Nya kepada si tukang besi. "Sungguh celaka aku ini, seorang wanita mulia datang kepadaku, dan aku terus berlaku dzalim kepadanya," tutur tukang besi dalam hatinya. "Ya Allah aku bertaubat kepada-Mu dari perbuatanku dan aku tidak akan mengganggu wanita itu lagi selamanya."
Si tukang besi itu bergegas mengambil makanan dan pergi ke rumah wanita itu. Diketuknya pintu rumah wanita itu. Tak lama berselang, kerekek, kelihatan pintu terbuka dan muncullah sesosok wanita yang nampak kuyu. Melihat si tukang besi berdiri di depan pintu rumahnya, wanita itu bertanya, "Apa keperluanmu datang ke rumahku?"
"Aku bermaksud mengantarkan sedikit makanan yang aku punya. Jangan bimbang, aku memberinya kerana Allah, "jawab si tukang besi itu.
"Ya Allah, jika benar apa yang dikatakannya, maka haramkanlah ia dari api di dunia dan akhirat," tutur wanita itu seraya menengadahkan kedua tangannya ke langit.
Si tukang besi itu pulang ke rumahnya. Ia memasak makanan yang tersisa buat dirinya.
Tiba-tiba secara tak sengaja bara api mengenai kakinya, namun kaki si tukang besi itu tidak terbakar. Bergegas ia menemui wanita itu lagi.
"Wanita yang mulia, Allah telah mengabulkan doamu," ujar si tukang besi.
Seketika itu, wanita itu sujud syukur kepada Allah.
"Ya Allah engkau telah mewujudkan do'aku, maka cabutlah nyawaku saat ini juga." Terdengar suara lirih dari mulut wanita itu dalam sujudnya. Allah kembali mendengar doanya. Wanita itupun berpulang ke Rahmatullah dalam keadaan sujud.
Demikianlah kisah seorang wanita yang menjaga kehormatannya meskipun harus menahan rasa lapar yang tiada tara.
Setiap muslimah mestinya dapat mengambil i'tibar (pelajaran berharga) dari berbagai kisah wanita sholehah yang telah diuraikan di muka. Merekalah suri tauladan dalam kehidupan seharian, bukan orang-orang yang menawarkan gaya hidup hedonisme dan materialism.
sumber islampos.com
0 Response to "Demi Jaga Kehormatan, Wanita Ini Rela Tahan Lapar"
Posting Komentar