ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Perspektif orang-orang kafir dengan kekufurannya, selalu memutarbelitkan permasalahan yang ada. Mereka lebih memilih beriman kepada yang bathil, dan menolak yang haq. Mereka selalu mengikuti hawa nafsunya, dan pandangannya yang tidak berasas. Semuanya itu, menjadi penyebab kokohnya kezaliman dalam diri mereka, dan membuat mereka semakin jauh jalan Allah yang lurus.
Firman Allah Taala dalam surah al-Ankabut, ayat 67-68: "Dan, apakah mereka tidak memperhatikan, bahawa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rompak-merompak. Maka, mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percayakepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah? Dan, siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-ngadakan perkara dusta terhadap Allah atau mendustakan yang hak itu datang kepadanya? Bukankkah dalam neraka Jahannam disediakan tempat tinggal bagi orang-orang kafir ".
Ayat diatas memberikan gambaran perbezaan yang nyata kehidupan orang kafir yang menyimpang jauh dari kehidupan orang beriman. Kehidupan duniawi yang seharusnya mereka jadikan sebagai kehidupan penuh ujian dan masa untuk menanam bekal demi kehidupan akhirat, malah mereka jadikansebagai tempat tinggal abadi dan tempt berpijak. Mereka meletakkan diri dalam penjara yang sempit dan menghabiskan masa mereka yang sangat terhad.
Mereka makan dan menikmati hidup layaknya seekor binatang dan bahkan mereka lebih rendah dari itu. Binatang masih dapat dikendalikan dengan tabiatnya, sedangkan orang kafir mereka tidak punya tabiat yang mengikat dan mengawal mereka dari sifat keburukan yang besar dan kerosakan yang membinasakan.
Allah Taala dalam surah Muhammad, ayat 12, menggambarkan watak orang kafir: "Dan, orang-orang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka seperti makannya binatang-binatang. Dan, neraka adalah tempat tinggal mereka ".
Di sini Allah Ta'ala telah menjelaskan perspektif orang-orang kafir melalui ayat-ayat al-Qur'an terhadap kehidupan dunia. Dengan tujuan agar orang-orang beriman tidak menyerupai orang-orang kafir, terutama dalam mendepani perilaku orang-orang kafir yang boleh menjerumuskan orang-orang beriman hanya memuaskan hawa nafsu.
Kehancuran orang-orang beriman di mana-mana, kerana mereka telah terjerumus oleh hawa nafsu, yang hanya mengejar kenikmatan dunia. Seperti, yang terjadi pada zaman generasi yang dahulu, kejatuhan Andalusia, dan terakhir Grenada kepada kuasa kafir, kerana para pemimpin Islam sudah terjerumus ke dalam nafsu kenikmatan dunia. Kekuasaan Islam yang sudah menyebar sampai ke tengah-tengah Eropah itu, hancur kerana para pemimpin (sultan dan raja) mereka sudah sangat berlebihan dalam hal kenikmatan dunia.
Sampai, Grenada itu dijual oleh dua orang ekskutif (pejabat) dan satu orang ulama, mereka bertiga yang sudah terselimuti oleh kenikmatan dunia, rela menjual Grenada kepada penguasa kafir. Maka, dari sini sirnalah bangunan Islam yang sudah berlangsung selama kurang lebih tujuh abad. Dan, untuk membinanya kembali tidak mudah, entah bila lagi akan muncul bangunan Islam di Eropah.
Allah Ta'ala memberikan gambaran terhadap orang-orang kafir sikap terhadap dunia, seperti digambarkan dalam surah al-Baqarah, ayat 212: "Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman, padahal orang -orang yang bertaqwa lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan, Allah member rezeki kepada orang-orang yang kehendaki-Nya tanpa batas ".
Orang-orang kafir pandangan mereka tentang dunia, di mana mereka membiarkan dirinya selalu dalam kemegahan, dan sesungguhnya mereka telah terpedaya oleh dunia. Hal itu disebabkan oleh indahnya kehidupan dunia dalam pandangan orang-orang kafir, dan merasa baik atas perbuatan buruk mereka. Dan semua itu adalah tipu daya, yang mereka tidak menyedari. Mereka selau menghiasi persepsi mereka dengan kepalsuan.
Materi merupakan keindahan duniawi kyang penuh dengan tipu daya secara lahiriah, namun secara substansinya, ia tidak mempunyai sedikit nilai apa-apa. Menurut Ibnu Kathir, sesungguhnya Allah Ta'ala telah memaklumkan tentang materi duniawi yang sangat digandrungi oleh orang kafir. Mereka terkumpul harta, tetapi tidak membelanjakan di jalan Allah. Mereka mempunyai sifat yang sangat kikir. Mereka menghina orang-orang yang beriman, yang bertentangan dengan mereka, yakni yang menginfakkan hartanya dengan penuh ketaatan kepada Tuhannya dengan tujuan mencari redha-Nya. Sifat-sifat yang memuja kenikmatan, mencintai dunia, takut mati adalah sifat yang dimiliki orang kafir Yahudi.
Sayyid Qutb berkata: "Sesungguhnya kecenderungan pada materi tidak boleh dimasukkan kedalam suci kaum muslimin pad saat mereka keluar untuk berperang di jalan Allah. Kerana tujuan semacam itu bukan tiang penyangga bangunan jihad. Oleh kerana itu, hendaklah orang-orang yang beriman yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Apalah artinya dunia berikut seluruh isinya?
Apa gunanya menunggu lebih lama, sehari, seminggu, sebulan, atau setahun? Kalau hanya perhiasan dunia hanya mempunyai sekelumit keindahan? Mengapa masih menunda peluang untuk mendapatkan perhiasan sejati selama beberapa hari, minggu, bulan, bahkan tahun? Hakikatnya, seluruh perhiasan dunia, engkau hanyalah sedikit. Dunia itu sebuah pejalanan. Ia sebuah permulaan dan bkan tujuan utama atau akhir dari sebuah perjalanan. Tempat terakhir adalah akhirat yang akan kekal selama-lamanya.
Rasulullah Shallahu alaihi wa salam beserta keluarganya telah memilih hidup sederhana, dan tidak terbuai dengan kemilau kehidupann dunia. Beliau hidup dengan sederhana, walaupun Allah Ta'ala membukakan bumi dengan seluruh kenikmatannya kepada beliau, yang apabila kenikmatan dipertontonkan kepada orang lain, mereka akan takjub dan mati keherenann.
Ibnu Abbas Radhiyallahu anha meriwayatkan bahawa Nabi Shallahu alaihi wa salam bersabda: "Aku melihat surga, dan aku dapati ternyata sebagian besar penghuninya adalah orang-orang fakir. Kemudian, aku melihat neraka, dan aku dapati neraka sebahagian penghuninya wanita ". (HR. Bukhari Muslim). Sedangkan Abdullah in Amru dengan lafaz: "Aku melihat neraka, dan aku dapati para penghuninya adalah kebanyakan orang-orang kaya dan wanita".
Maka, fitnah dunia yang menyebabkan orang-orang mukmin dikalahkan oleh orang-orang kafir, dan tidak dapat melawan orang kafir, kerana orang-orang mukmin sudah jatuh kedalam pelukan harta dan kenikmatan dunia, tak akan mampu berjihad melawan orang-orang kafir
Tragedi yang berlaku di dunia Islam saat ini menggambarkan secara kasat mata, bagaimana orang-orang mukmin dibantai oleh AS dab Yahudi di depan mata para pemimpin Islam, tapi tak ada yang berani membelanya, bahkan mereka berpelukan dengan orang-orang kafir, ikut menghancurkan orang- orang mukmin di Syria, Gaza, Iraq, Myanmar, Afrika Tengah, Mesir, hanya kerana mereka para pemimpin negeri negeri Islam itu mencintai dunia, dan takut mati. Wallahu 'alam.
sumber eramuslim.com
0 Response to "Melawan Orang-Orang Kafir"
Posting Komentar